Kamis, 10 Juni 2010

Ketika Rasa Malu Hilang

Sepekan terakhir ini masyakarat Indonesia dikejutkan oleh beredarnya video porno yang mempertontonkan adegan seks antara seorang laki-laki yang mirip penyanyi idola Ariel Peterpan dengan seorang perempuan yang mirip artis Luna Maya. Sepasang kekasih yang belum resmi menjadi suami-istri itu, tanpa sungkan merekam adegan seks bebas yang mereka lakukan di sebuah kamar hotel. Empat hari kemudian, muncul lagi video porno yang lebih mengejutkan. Kali ini menampilkan adegan seks antara seorang laki-laki yang mirip Ariel Peterpan dengan seorang perempuan yang mirip presenter gosip terkenal Cut Tari yang kita ketahui telah bersuami dan beranak satu. Bahkan beredar kabar, selain kedua video tersebut masih ada sekitar 30-an video lagi.

Kasus video porno ini bukanlah hal yang baru, pada tahun 2006 yang lalu kita juga pernah digegerkan dengan tersebarnya video porno yang mempertontonkan adegan seks bebas antara seorang penyanyi dangdut Maria Eva dengan seorang yang mirip anggota DPR waktu itu Yahya Zaini yang kita ketahui telah beristri. Selain itu masih banyak kasus-kasus lainnya.

Selain kasus video porno tersebut, sepekan terakhir ini kita juga dibuat sangat prihatin dengan prilaku sebagian anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar yang tanpa sungkan menuntut jatah kepada pemerintah Rp15 miliar per anggota untuk dana pembinaan daerah pemilihan dalam RAPBN Tahun 2011. Padahal keinginan anggota DPR tersebut jelas-jelas sangat bertentangan dengan tugas dan wewenangnya sebagai lembaga legislatif dan telah berusaha untuk mengambil alih tugas dan wewenang pemerintah sebagai lembaga eksekutif yang mengelola keuangan negara dan melaksanakan pembangunan. Belakangan ini, fraksi-fraksi partai pendukung pemerintah ramai-ramai menolak usulan tersebut, kecuali Fraksi Partai Golkar yang tetap ngotot. Bahkan beberapa politisi dari Partai Golkar di DPR mengancam apabila pemerintah tetap menolak usulan dana tersebut, maka pembahasan APBN Tahun 2011 akan deadlock.

Hal tersebut hanya sebagian contoh bagaimana para anggota DPR dan selebritis di negeri ini yang seharusnya menjadi panutan justru melakukan hal-hal yang tidak pantas ditiru. Dalam masyarakat umum prilaku yang tidak mencerminkan rasa malu juga sering kita jumpai, seperti misalnya bagaimana para remaja kita tidak lagi malu untuk bermesraan dengan pacarnya di tempat-tempat umum. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, tidak sedikit wanita yang mengenakan jilbab atau kerudung tanpa sungkan bermesraan di depan umum dengan lawan jenisnya yang belum menjadi suaminya. Semua itu bukan hanya bertentangan dengan etika, moral, dan budaya bangsa, namun juga ajaran agama. Mengapa itu bisa terjadi? Karena rasa malu tidak ada lagi pada diri mereka.

Salah satu ciri utama atau fitrah manusia adalah memiliki rasa malu. Ketika rasa malu itu hilang, maka manusia akan mengikuti hawa nafsunya dan mengabaikan petunjuk akal dan nuraninya. Lunturnya rasa malu merupakan parameter lunturnya iman, sebab rasa malu akan hilang dengan sendirinya tatkala iman sudah terkikis. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW bahwa malu dan iman saling berpasangan, bila salah satunya hilang, maka yang lain turut hilang (HR. Bukhari-Muslim).

Manusia akan hidup mulia dalam kebaikan selama rasa malu masih terpelihara. Mari kita tanamkan rasa malu pada diri kita dan keluarga sejak dini. Dengan rasa malu yang tertanam di kalbu kita, maka hidup kita akan tenteram, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Semoga.

(dari berbagai sumber)


Tidak ada komentar: