Fenomena ramadhan kemarin begitu khidmat. Masjid-masjid begitu semarak oleh kaum muslimin yang datang melaksanakan shalat berjamaah. Laki-laki, perempuan, tua dan muda, semuanya berbaur menjadi satu. Sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi begitu religius. Harapan kita, semoga kebiasaan untuk melaksanakan shalat lima waktu, bangun tengah malam untuk bertahajjud, berpuasa sunnah, membayar zakat, dan menyantuni anak yatim dan fakir-miskin tidak berhenti sampai di sini saja, akan tetapi terus berkelanjutan hingga Sang Khalik memanggil kita kembali. Momentum ramadhan kemarin, diharapkan dapat meningkatkan kesetiakawanan sosial kita kepada sesama.
Bulan suci ramadhan yang telah kita lalui, sesungguhnya hanyalah media training atau pelatihan untuk kemudian menjadi bekal bagi kita dalam bertempur melawan hawa nafsu diri kita sendiri di medan yang sesungguhnya pada bulan ini dan bulan-bulan berikutnya. Oleh karenanya manfaat dan hasilnya baru dapat kita rasakan pada bulan-bulan yang akan datang.
Sedih juga rasanya. Kita tidak pernah tahu, apakah kita akan bertemu lagi dengan bulan suci ramadhan yang penuh berkah itu tahun depan atau itu adalah ramadhan yang terakhir buat kita. Oleh karenanya sebelum malaikat pencabut nyawa datang, mari kita manfaatkan pengalaman ramadhan kemarin untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya sebagai bekal di akhirat kelak ketika kita menghadap-Nya, Tuhan semesta alam. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar